Pada trip diving ke Manado awal bulan Januari 2018 lalu saya berkesempatan mencoba kamera mirrorless Olympus OM-D E-M5 Mark II dengan lensa Olympus M.Zuiko 9-18mm f/4-5.6 yang dibungkus underwater housing dari Olympus, yakni PT-EP13. Pemilihan sistem mirorless ini sendiri didasarkan pada beberapa pertimbangan yang bisa dibaca di sini.
Keterbatasan waktu memang membuat saya tidak punya terlalu banyak kesempatan untuk mempelajari seluk-beluk kamera ini sebelum berangkat. Namun rasanya sayang sekali jika tidak membawa kamera yang cukup bagus saat diving di Manado.

Ketika di Manado kemarin saya beruntung sempat mengantongi dua belas dive logs. Pada penyelaman pertama, setting kamera masih kacau, komposisi gambar juga masih acakadut. Apalagi saya hanya menggunakan satu strobe, Sea & Sea YS-100, sehingga pencahayaan dalam pengambilan sudut lebar harus saya lakukan secara trial and error.
Pengaturan standar dari OM-D E-M5 Mark II ini sebenarnya cukup lengkap, terutama ketika digunakan untuk memotret di daratan. Tapi ketika diving pertama kemarin saya sempat agak kesulitan. Mungkin juga karena saya kurang terbiasa dengan tombol-tombolnya. Menurut saya ada beberapa tombol menu yang tak terlalu bermanfaat ketika digunakan untuk memotret di bawah laut. Tapi mungkin itu hanya bagi saya. Orang lain bisa saja punya pertimbangan lain.
Bisa cepat berpindah settingan pemotretan
Untungnya ada settingan untuk mengatur fungsi masing-masing tombol. Ada juga pengaturan mode (1 sampai 4) agar kita bisa dengan cepat berpindah settingan pemotretan.
Saya mengatur dua mode untuk digunakan selama memotret di bawah laut Manado. Mode 1 saya pakai apabila menggunakan strobe untuk pencahayaan utama: settingan manual, speed 1/125, apperture f/8, ISO 400, white balance flash, auto fokus S-AF, flash mode fill in, format RAW, face priority OFF, single shot, dan image stabilizer S-IS.
Mode 2 saya atur untuk pemotretan memanfaatkan cahaya sekitar tanpa menggunakan flash: settingan S (speed), speed 125, ISO auto, f auto, white balance underwater, auto fokus S-AF, flash mode OFF, format RAW, face priority OFF, single shot, dan image stabilizer S-IS.

Kedua mode tersebut kemudian saya atur ulang di tombol-tombol yang berada di bagian atas kamera. Tombol Fn1 yang settingan normalnya digunakan untuk HDR saya ubah ke mode 1, sedangkan tombol Fn2 saya ubah untuk merekam video karena ketika di dalam air lebih mudah untuk merekam dengan tombol tersebut dibandingkan dengan tombol bawaan. Sementara itu tombol yang untuk merekam video saya fungsikan untuk mengaktifkan mode 2.
Jadi jika berada di tempat yang tidak terlalu dalam saya aktifkan mode 2 dan mengandalkan cahaya sekitar. Kalau sudah di tempat dalam dan bertemu foreground yang menarik, saya aktifkan mode 1 dan lampu strobe akan menyala. Jadi lebih cepat memindahkan settingan sesuai dengan kondisi di bawah air.
Kali ini saya hanya membawa lensa Olympus M.Zuiko 9-18mm f/4-5.6, karena memang baru punya satu lensa itu saja, dengan pertimbangan format micro 4/3 yg berarti crop factor 2x sehingga kalau di-full frame akan setara dengan focal length 18-36mm. Masih cukup untuk bisa mendapatkan pemandangan sudut lebar bawah laut.
Kenyataannya, karena masih menggunakan flat port bawaan housing PT-EP13, bagian sudut foto masih tampak kurang tajam. Sebenarnya flat port lebih cocok digunakan untuk memotret macro. Mungkin kalau diganti dengan dome port efek distorsi tersebut akan bisa berkurang.
Ukurannya ringkas
Tapi salah satu keunggulan kamera Olympus ini adalah ukurannya yang ringkas. Kemarin saya hanya perlu membawa tas ransel Lowe Pro untuk menampung beberapa body kamera dan lensa serta underwater housing Olympus PT-EP13. Kalau menggunakan sistem DSLR, sepertinya saya harus membawa tas koper sendiri hanya untuk housingnya.
Ukuran housing dan kamera juga tidak terlalu berat sehingga tidak perlu menggunakan bantuan orang lain untuk membawakan peralatan underwater photography (UWP) sebelum dan setelah diving. Biasanya saya menyiapkan peralatan UWP di malam hari. Baterai kamera saya lepas dan saya isi, SD card saya simpan dan hapus, peralatan saya bersihkan. Pagi harinya saya tinggal memasukkan kamera yang sudah berisi baterai baru dan kartu memori kosong ke dalam housing.

Tentunya ke depan saya perlu menambahkan sistem arm dan strobe agar bisa mengabadikan pemandangan lebar di bawah air. Paling tidak ada dua strobe cukup kuat untuk menerangi bagian-bagian menarik yang terekam lensa lebarnya.
Sejauh ini bisa disimpulkan bahwa Olympus OM-D E-M5 Mark II dengan lensa Olympus M.Zuiko 9-18mm f/4-5.6 dan underwater housing PT-EP13 ini cukup mumpuni untuk digunakan dalam UWP. Kualitasnya cukup bagus. Tapi dengan catatan bahwa fotografernya harus menguasai teknik menyelam dan fotografi, menambah jam selam, serta menambah peralatan pencahayaan yang sesuai.